Welcome to Xuiling-rizqa.blogspot.com

Sabtu, 21 November 2009

Peran Generasi Muda Bagi Bangsanya

Secara definitif seseorang dianggap pemuda jika dari sisi usia adalah dalam bentangan usia 10-24 tahun. Di sisi lain, seseorang bisa saja dianggap muda jika yang bersangkutan memiliki semangat sebagaimana kaum muda. Bisa jadi usianya tua kira-kira 40 tahunan akan tetapi masih berjiwa muda.

Generasi muda adalah the leader of tomorrow. Makanya di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya, maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya. Hasil pembangunan dalam aspek apapun sebenarnya adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.

Para generasi pendahulu telah menghasilkan karya besar bagi bangsa ini. Kemerdekaan bangsa merupakan karya monumental yang luar biasa yang dihasilkan oleh para founding fathers negeri ini, yang tidak lain adalah para pemuda. Kemerdekaan bangsa ini bukan dihasilkan melalui warisan para penjajah, namun dihasilkan melalui tercecernya keringat dan darah, semangat dan aktivitas, retorika dan diplomasi yang dilakukan oleh para pendahulu.

Peran pemuda dalam sejarah negara dan bangsa Indonesia pertama kali dapat dilihat dari kebangkitan bangsa tahun 1908 atau tepatnya ketika berdiri Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908. Melalui proses kebangkitan bangsa ini, maka para pemuda telah menggelorakan semangat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tidak terserak-serak dalam arti wilayah, suku, ras, agama dan sebagainya akan tetapi telah memiliki kesadaran berorganisasi sebagai persyaratan untuk kebangkitan nasional. Mereka dikenal sebagai generasi 08.

Salah satu tonggak lain, persatuan dan kesatuan bangsa sebenarnya ketika terjadi Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini berarti bahwa pemuda telah memiliki peran yang sangat signifikan dalam proses pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia. Melalui Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa Indonesia merupakan titik awal bagi proses pembentukan negara bangsa yang kemudian dikenal sebagai negara dan bangsa Indonesia. Kongres para pemuda di tahun tersebut tentunya tidak bisa dibayangkan seperti rapat umum di zaman sekarang. Rapat Umum para pemuda kala itu tentu berada di bawah bayang-bayang kekuasaan kaum kolonialis, sehingga akan terdapat banyak kesulitan yang dihadapi. Meskipun begitu, para pemuda dengan sangat antusias dan semangat akhirnya dapat mencetuskan gagasan mengenai Indonesia pasca penjajahan, Indonesia merdeka. Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai generasi tahun 28.

Generasi muda kemudian juga berhasil menorehkan tinta emas bagi perjalanan bangsa ini ketika di tahun 1945 kembali mereka merenda dan mengimplementasikan gagasan mengenai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa dalam bentuk kemerdekaan bangsa, yang teks proklamasinya dibacakan oleh Ir. Soekarno tepat jam 10 tanggal 17 Agustus 1945. Melalui proklamasi kemerdekaan ini, maka bangsa Indonesia yang selama ini tidak memiliki kedaulatan yang terfragmentasi dalam kerajaan-kerajaan, maka menyatu menjadi satu yaitu bangsa Indonesia. Lagu Satu Nusa Satu Bangsa yang sering dikumandangkan pada waktu upacara merupakan simbol dan substansi dari menyatunya segenap elemen bangsa Indonesia. Mereka dikenal sebagai generasi 45.

Ketika terjadi krisis kekuasaan akibat gerakan makar yang dilakukan oleh PKI di tahun 1966, maka pemuda juga bangkit melakukan perlawanan. Para aktivis organisasi kemahasiswaan, seperti GMNI, PMII, HMI, PMKRI, GMKI dan segenap elemen mahasiswa melakukan tiga tuntutan rakyat (Tritura) yang sangat dikenang, yaitu: Bubarkan PKI, Bersihkan pemerintahan dari unsur-unsur PKI dan Turunkan harga. Tritura ini menjadi salah satu power pressure bagi pemerintahan Orde Lama untuk melakukan berbagai perubahan sehingga memunculkan Orde Baru yang kemudian berkuasa dalam puluhan tahun. Mereka dikenal sebagai generasi 66.
Kekuasaan Orde Baru yang tiranic, gigantic and powerfull ternyata juga tidak mampu menghadang kekuatan mahasiswa yang di tahun 1998 melakukan berbagai aksi untuk menurunkan Jenderal Besar Soeharto dari panggung kekuasaan. Melalui gerakan people power akhirnya kekuasaan otoriter Soeharto pun harus berakhir. Gerakan mahasiswa yang terjadi saat itu sungguh sekali lagi membuktikan bahwa mahasiswa memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan sosial. Melalui gerakan mahasiswa tersebut maka muncullah Orde reformasi yang berlangsung sekarang. Mereka dikenal sebagai generasi 98.

Mencermati terhadap gerakan para pemuda ini, maka kiranya tidak salah jika kemudian para pemuda dapat menjadi agent of social change, baik dalam skala nasional maupun lokal. Gerakan para pemuda dalam kiprahnya ini juga memberikan catatan bahwa ada siklus 20 tahunan, di mana para pemuda memainkan peranan signifikan dalam kehidupan bangsa dan negara.

INDONESIA adalah salah satu negara yang memiliki beragam corak kebudayaan mengingat banyaknya suku bangsa di negeri ini. Kebudayaan juga merupakan salah satu kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya karena telah diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Selain kebudayaan yang beragam, Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang banyak dikarenakan statusnya sebagai negara berkembang. Sebagai tambahan, mayoritas penduduk di Indonesia adalah pemuda. Fakta ini seharusnya merupakan keunggulan tersendiri bagi Indonesia karena sebuah negara dapat mencapai kemajuan-kemajuan signifikan bila terdapat peran pemuda-pemudinya secara optimal.

Kita dapat melihat Jepang sebagai contoh kesuksesan budaya. Bagi sebagian masyarakat dunia, kebudayaan Jepang dianggap mewakili seluruh kebudayaan di Asia, terutama di kawasan timur dan Pasifik. Padahal tidak demikian kenyataannya, masih ada China, Taiwan, dan Korea yang juga memiliki keunikan budaya sendiri.

Namun mengapa hal ini bisa terjadi? Tak lain karena pemuda-pemudi di Negeri Sakura tersebut selalu bangga dan cinta terhadap kebudayaan nenek moyang mereka. Bermacam festival kebudayaan selalu digelar di sana, bahkan terkadang diadakan juga di Indonesia. Jepang menjadi negara maju di bidang teknologi dan ekonomi, tapi tetap mempertahankan akar kebudayaan mereka.

Tak aneh bila negeri ini adalah salah satu tujuan wisata favorit wisatawan mancanegara. Di sinilah peran pemuda Indonesia sangat diperlukan. Pemuda dapat memajukan kebudayaan dengan cara-cara simpel antara lain menggunakan batik dalam acara resmi, mengikuti kursus tari tradisional, belajar memainkan alat musik tradisional, memilih becak atau bajaj sebagai alat transportasi jarak dekat.

Hal-hal di atas dapat mencegah lunturnya kebudayaan Indonesia di kalangan anak muda. Proses memajukan kebudayaan Indonesia juga dapat dilakukan oleh pemuda-pemudi yang sedang menimba ilmu di negeri orang. Mereka dapat mengajak serta kawan-kawan asing mereka untuk menghadiri acara-acara kebudayaan yang kerap diadakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara yang bersangkutan.

Ini juga sebagai ajang promosi pariwisata Indonesia kepada masyarakat luar negeri. Memajukan kebudayaan dalam negeri selayaknya menjadi kewajiban kita sebagai pemuda maupun warga negara Indonesia. Sungguh menyedihkan bila kita lihat hanya segelintir orang yang terus mengabdikan diri untuk kebudayaan Indonesia.

Seniman atau perajin batik misalnya, kebanyakan dari mereka adalah para lanjut usia. Adapun pemuda-pemudi Indonesia kebanyakan lebih mengikuti budaya asing dan perlahan melupakan jati dirinya sebagai anak bangsa. Perkembangan zaman serta globalisasi janganlah dijadikan halangan untuk mempertahankan kebudayaan asli negeri ini. Walaupun demikian, semua itu belum terlambat.

Masih banyak pemuda-pemudi yang peduli akan eksistensi kebudayaan Indonesia dan bersemangat untuk melestarikan serta memajukannya. Yang diperlukan sekarang adalah kesadaran tiap individu akan pemahaman kebudayaan Indonesia.

Tak kenal maka tak sayang, ungkapan itu sebaiknya memicu kita untuk lebih mengenal dan menyayangi berbagai macam kebudayaan di Indonesia. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena tanpa kita sadari kebudayaan asli negeri ini diklaim oleh negara lain.(*)

Sebagai tanah tumpah darah, Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ujung Barat Sabang hingga ujung timur merauke, memiliki khasanah budaya yang sangat beragam, keaneka ragam suku dan budaya kita merupakan hal yang terbesar yang tidak dimiliki oleh bangsa lain dan ini merupakan kekayaan Negara kita Indonesia selain dari pada kekayaan sumber daya alam yang begitu melimpah.

Namum perbedaan dari keaneka ragam suku dan budaya bukanlah menjadikan suatu hal yang membuat perpecahan di antara Warga Negara Indonesia, dengan UUD 45 dan Pancasila sebagai azas dan dasar negara, membuat setiap Warga Negara memiliki jiwa Nasionalis dan rasa persatuan yang tinggi, hal inilah yang membuat Negara Indonesia sebagai Negara yang besar dan sangat di segani oleh Negara lain di dunia.

Ribuan pulau yang terbentang dari sabang sampai merauke membuat Indonesia memiliki ribuan suku dan bahasa serta budaya, dengan kekayaan khasanah budaya tersebut membuat indonesia memiliki potensi kekayaan selain kekayaan sumber daya alamnya. Keaneka ragaman suku, bahasa dan budaya merupakan potensi yang bisa menjadi sumber pendapatan negara, hal ini perlu kerja sama semua pihak.

Disinilah dituntut peran Eksekutif, Legislatif dan Masyarakat untuk bersama-sama menjaga warisan leluhur berupa sejarah, seni, budaya, adat dan istiadat serta bahasa yang beragam jenis dari ribuan suku yang tersebar diseluruh wilayah negeri kita yang mana jika diekplorasi bisa meningkatkan income/pendapatan kita dari segi pariwisata, seperti yang dicanangkan pemerintah dengan “visit Indonesia”nya, dengan harapan para wisatawan manca negara lebih banyak datang ke Indonesia.

Selain bisa menjadi sumber pendapatan dengan melestarikan dan manjaga warisan leluhur, kita juga bisa mendapatkan manfaat lain yakni membentengi diri dari arus budaya barat yang masuk sangat deras berbarengan dengan dibukanya kran Globalisasi. Di era Globalisasi dunia tidak hanya disisi ekonomi dengan pasar bebasnya yang masuk ke negeri kita, tapi juga budaya sebagai efek turunannya akan mempengaruhi, salah satu contoh dari itu adalah gaya hidup dari masyarakat kita juga akan berubah.

Dengan mengenal dan melestarikan serta menjaga Warisan Leluhur Budaya Indonesia berupa sejarah, seni, adat dan istiadat serta bahasa, diharapkan masyarakat terutama pemuda sebagai generasi penerus yang merasakan langsung terpaan budaya barat dapat menyaring mana yang baik dan yang buruk agar kita tidak kehilangan generasi penerus kusuma bangsa.

Perjuangan para Pahlawan Bangsa belum berhenti dan diharapkan pemuda indonesia dapat meneruskannya, leluhur kita dahulu berjuang mengusir penjajah demi menegakkan kemerdekaan, generasi berikutnya berjuang mempertahankan edeologi dan kesatuan bangsa, lalu generasi selanjutnya berjuang demi tegaknya demokrasi dan politik yang sejajar, dan sekarang kita adalah generasi yang berjaung demi tegaknya kemandirian ekonomi, sosial dan budaya.

Peranan pemuda sebagai generasi penerus bangsa sangat besar dan berat apalagi diera Global saat ini yang mana semua arus dari efek globalisasi masuk menerpa masyarakat indonesia yang mana dalam hal ini pemuda yang paling merasakan akibat dari arus budaya barat tersebut, untuk membentenginya pemuda harus mengenal dan mempelajari keaneka ragaman khasanah budaya kita, budaya timur.

Di sini pemuda diharapkan dapat lebih mengenal dan mempelajari khasanah budaya kita yang mulai ditinggalkan karena kita terseret dalam eforia budaya barat, bahwa kita ketinggalan zaman dan kuno jika tak kebarat-baratan padahal hal seperti itu belumlah tentu sesuai dengan hati nuraninya sebagai anak bangsa dengan budaya ketimuran.